Salah satu teman saya sesama anggota Teater Alir, Siska, adalah mahasiswa D-IV STAN. Kalo nggak salah, beliau 4 tahun lebih tua daripada saya. Perawakannya mungil, wajahnya imut, kulitnya putih.
Saya baru tahu, ternyata mbak Siska udah menikah.
Setelah casting Teater Alir usai, turun hujan deras. Makanya, kami nggak langsung pulang. Momen itu saya pergunakan untuk ngobrol dengan teman-teman, termasuk mbak Siska.
“Mbak, udah punya pacar?” tanya saya, iseng.
Mbak Siska menjawab dengan berbinar,”Wah, saya udah punya suami!”
Pembicaraan pun berlangsung seru. Saya, Didi, dan Erna berebut bertanya karena kami ingin tahu bagaimana rasanya menikah, apa bedanya dengan saat masih jomblo, kapan beliau menikah, apakah penempatan kerja bersamaan dengan suami, di mana penempatannya, bagaimana suasana daerah di sana, dan lain-lain.
Yang bikin saya terharu, mbak Siska menjawab begini ketika saya bertanya apa suka-duka menjalani pernikahan:
“Emm, nggak ada dukanya deh.” Jawabnya tersipu-sipu. Binar kebahagiaan terpancar di matanya. Aww...
Nggak lama kemudian, suami mbak Siska—yang juga mahasiswa D-IV—pun datang menjemputnya. Beliau membawakan istrinya jas hujan dan payung. Rumah mereka memang dekat dari kampus, jadi mereka pulang-pergi dengan berjalan kaki.
Mbak Siska pun pamit pulang. Ia berjalan di tengah hujan berdua dengan suaminya...
Huuw, so sweet...
4 comments:
we...aku baru aja diajari caranya ngasih trackback di blog. Sebenernya mau minta ijin trackback, tapi ternyata blogku udah di trackback duluan sama kamu. hehehe....
thanks ya..
oye,mas!
Tukeran link yu.. Biar gampang balik lagi kesini. Keep connected.
ok deh:)
Post a Comment